Home Logo

Pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jembatan Wai Kaka Maluku


Selasa, 23/11/2021 20:54:41 WIB |   Berita/Umum |   1426

MALUKU -- Konstruksi Jembatan Wai Kaka di Kabupaten Seram Bagian Barat, yang ditargetkan tuntas September 2021 sudah memasuki proses pelaksanaan uji laik fungsi struktur jembatan dengan tujuan untuk untuk mengetahui keamanan struktur jembatan sebelum jembatan tersebut dapat dioperasionalkan.

Pelaksanaan uji beban dimulai dengan melakukan pengujian beban dinamik, dilanjutkan uji beban statik, dan pengujian dinamik ulang pasca pengujian statik. Kegiatan dilanjutkan dengan rapat lapangan terkait hasil pengujian beban. 

Uji statis yang dilaksanakan dimulai dengan menggunakan 18 truk dengan berat masing-masing sebesar 17,92 ton sehingga total berat 322 ton yang digunakan untuk menguji beban jembatan. Setelah uji statis dilakukan selanjutnya dilaksanakan lagi pengujian dinamis untuk mengetahui meninjau ulang perilaku jembatan setelah dilakukan uji statis. Seluruh rangkaian kegiatan mendapatkan pendampingan dari Anggota KKJTJ.

Adapun uji beban ini dilakukan oleh Tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Direktorat Jembatan, dan Balai Jembatan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR.

Jembatan Wai Kaka ini merupakan jembatan rangka baja tipe A, panjang bentang 100 meter, tinggi 8,5 meter, lebar 9 meter.Jembatan Wai Kaka dibangun oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Maluku, jembatan ini juga dilengkapi dengan trotoar selebar 1 meter di sisi kanan dan kiri. Konstruksi jembatan menggunakan pondasi tiang pancang baja dengan tipe bangunan bawah menggunakan 2 abutment tanpa pilar dan tipe bangunan atas berupa RBI tipe A.

Sebagai informasi, Jembatan Wai Kaka dibangun kembali setelah ambruk pada tahun 2020 akibat banjir. Jembatan Wai Kaka menghubungkan tiga kabupaten di Pulau Seram, yaitu Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Maluku Tengah, dan Kab Seram Bagian Timur

Dengan ambruknya Jembatan Wai Kaka lama, perjalanan antara Seram Bagian Barat menuju Maluku Tengah yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 2 jam, bertambah hingga 14 jam karena harus memutar rute melewati Seram Bagian Timur terlebih dahulu.

 

Dengan tersambungnya kembali jembatan, diharapkan dapat memperlancar transportasi dan distribusi logistik bagi masyarakat setempat sehingga bisa membantu menggerakan roda perekonomian wilayah.