Dalam studi ini untuk mengidentifikasi daerah rawan longsor pertama-tama digunakan formulasi matematik yang dikembangkan oleh para peneliti terdahulu. Dengan pemodelan menggunakan formulasi dari peneliti terdahulu terdapat beberapa daerah yang memerlukan validasi dengan ground checking sebagai contoh daerah longsor tinggi banyak terjadi di daerah dengan tingkat kelerengan rendah. Dimana formulasi tersebut menggunakan parameter kelerengan, kelulusan air, curah hujan dan indeks vegetasi menjadi pembagi. Dengan menjadi pembagi, maka bobot parameter tersebut semakin menjadi besar yang akan menghasilkan nilai kemungkinan longsor yang rendah. Untuk itu dikembangkan formula tersendiri dengan jumlah serta parameter yang sama dari formulasi terdahulu. Dengan formulasi tersebut, terlihat bahwa daerah studi didominasi oleh daerah longsor tinggi. Pemodelan tersebut sesuai dengan hasil peninjauan lapangan (GT 073)