Penelitian ini mengembangkan penanganan kebisingan dengan menggunakan Bangunan Peredam Bising (BPB) dari bahan lokal jenis batako yang didesain dalam dua bentuk yaitu desain normal tanpa topi dan desain normal dengan topi. Pembangunan BPB untuk pengujian lapangan dilakukan di jalan tol Jakarta - Bekasi (km 11.25), jarak dari tepi perkerasan jalan 17 m, dengan panjang 40 m, tinggi 2,75 m (tanpa topi) dan tinggi 3,25 m (bertopi, tebal dinding 10 cm dengan lokasi di daerah pemukiman. Pengukuran nilai kebisingan (leq) dilakukan selama 24 jam di beberapa titik di depan dan di belakang BPB (tanpa dan dengan topi) dengan titik kontrol di lokasi BPB, termasuk pengukuran volume dan kecepatan arus lalu lintas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPB dengan batako dalam bentuk desain normal (tanpa topi) mampu mereduksi rata-rata 10.6 dBA (minimum 9.1 dBA dan maksimal 12.3 dBA), sedangkan BPB dengan batako dalam bentuk desain normal (dengan topi) mampu mereduksi bising rata-rata 11.1 dBA (minimum 9.1 dBA dan maksimal 11.8 dBA). dan maksimal 11.8 dBA). Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa kebisingan akibat lalu lintas dirasakan mengganggu namun belum dianggap berbahaya. Respon masyarakat terhadap BPB menunjukkan hal yang positif dan bersedia untuk ikut berperan dalam aspek pembangunan dan pemeliharaan BPB. (TLL 110)