Penerapan pertimbangan lingkungan dalam pelaksanaan proyek-proyek jalan dan jembatan masih cenderung terkonsentrasi hanya pada tahap studi berupa penyusunan dokumen AMDAL atau UKL/UPL yang merupakan salah satu instrumen manajemen lingkungan. Proses AMDAL dianggap telah selesai pada saat dokumen tersebut telah mendapat persetujuan (penetapan) dari instansi yang berwenang. Padahal, yang paling penting adalah pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau UKL/UPL, terintegrasi dalam siklus proyek , mulai dari tahap perencanaan teknis, prakonstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.Sementara itu hasil Identifikasi Spesifikasi Umum Bidang Jalan seksi 1.17 devisi 1 tentang Pengamanan lingkungan hidupdan yang bernuasan Lingkungan Hidup pada buku spesifikasi umum bidang jalan tahun 2006 dan spesifikasi umum bidang jalan tahun 2010 , menunjukan bahwa dalam aplikasinya agar kegiatan pengelolaan lingkungan hidup (PLH) dapat terintegrasi serta dapat dilaksanakan, maka masih perlu penyusunan spesifikasi yang melingkup, secara menyeluruh kegiatan PLH.Dari hasil kajian spesifikasi umum bidang jalan seksi 1.17 devisi 1, maka diperlukan spesifikasi khusus terkait pengelolaan lingkungan bidang jalan dan jembatan, diantaranya yaitu: sepsifikasi penanaman pohon pada jalur hijau jalan, Resapan air (sumur resapan dan lubang resapan biopor) di lingkungan jalan, Pemindahan sisa material dan buangan, Pagar Sementara lokasi kegiatan konstruksi dari seng , Pengendalian Kebisingan dengan penghalang buatan, tanaman dan timbunan serta Sistem manajemen lingkungan , Pengelolaan limbah di base camp, Pemelihaaan dan pembersihan kendaraan proyek, Pemantauan kualitas udara ambient, kualitas air, kebisingan dan getaran bidang jalan.